keresahan akan news feed


ada ketidaknyamanan dalam diri saya ketika melihat/membaca/mendengar debat copras-capres pemilu 2014 kali ini..  padahal mereka hanyalah berusaha membantu negerinya menjadi lebih baik.. berusaha menitipkan harapan pada sesosok pemimpin (dan tim nya)  yg mereka harapkan akan membawa perubahan pada negeri dan kehidupannya ke arah yang lebih baik..

namun tetap saja ada rasa kurang nyaman, mungkin karena bertebarannya black campaign (baik yang nyata maupun yg fitnah), ataupun saling bully..
bahkan kadang terhadap usaha counter fitnah pun rasanya masih kurang nyaman..  mungkin karena dibelakangan biasanya diikuti dengan bullying (pada comment2nya)

itukah kenapa ada hadist:
“Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” (HR. Abu Dawud dalam Kitab al-Adab, hadits no 4167. Dihasankan oleh al-Albani dalam as-Shahihah [273] as-Syamilah)


***

lagi...
tidak nyaman pula ketika "kebenaran" A, dibawa oleh si A, tiba2 saja menjadi salah karena yang benar adalah "kebenaran" versi B, eh ternyata versi C ketika ada yg beropini lagi.. eh kok balik menjadi versi A lagi.. membuat saya bingung, semakin digali malah semakin bingung.. (mungkin karena saya menggalinya hanya via internet bukan live data, mungkin..)

mungkin inilah, dulu Ibnu Katsir mengatakan:
Dalam doa yang ma’tsur disebutkan Allhumma arinal haqqa haqqan dst "Ya Allah, nampakkanlah kepada kami kebenaran sebagai kebenaran dan berilah kami kemampuan untuk mengikutinya dan nampakkanlah kebatilan sebagai kebatilan dan berilah kami kemampuan untuk menjauhinya dan janganlah Engkau jadikan kebatilan itu seakan kebenaran sehingga kami tersesat karenanya. Jadikanlah kami teladan bagi orang orang yang bertakwa" [Tafsir Ibnu Katsir 1/444]

***

lagi...
kebanyakan saya amati topik yang dibawa dalam perdebatan tsb adalah rasa takut.. takut kalau capres A dikemudian hari akan terjadi kondisi C, dilain sisi kalau tepilih capres B maka kondisi D besar kemungkinan terjadi..

capres A itu "penjahat" - capres B itu "hebat", capres A itu "hebat" - capres B itu"penjahat"...
"ayo pilih yang benar versi saya, karena nasib bangsa ini ditanganmu..", layaknya berseru demikian..

benarkah? benarkah nasib bangsa ini ditangan kita?

kok kalau menurut saya tetap penentu nasib bangsa ini adalah Allah.. (kita hanyalah bisa mengusahakan)

dan penentu siapakah presidennya dan bakalan seperti apa nantinya negeri ini dalam masa pemerintahannya adalah Allah..

ada dalam genggaman Allah hati setiap orang.. pula nasib mereka dikemudian hari..

saya pribadi membuka kemungkinan; boleh jadi sekarang penjahat, namun bila Allah kasih hidayah boleh jadi kemudian menjadi baik..
boleh jadi pula bila sekarang baik, namun kemudian dia tertimpa musibah yang kemudian dia (dan atau timnya) menjadi jahat adalah mungkin pula..

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajari para sahabatnya untuk shalat istikharah dalam setiap urusan, sebagaimana beliau mengajari surat dari Alquran. Beliau bersabda, “Jika kalian ingin melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua rakaat selain shalat fardhu, kemudian hendaklah ia berdoa:
Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku (atau baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, dan palingkanlah aku darinya, dan takdirkanlah yang terbaik untukku apapun keadaannya dan jadikanlah aku ridha dengannya. Kemudian dia menyebut keinginanya” (HR. Ahmad, Al-Bukhari, Ibn Hibban, Al-Baihaqi dan yang lainnya).

kalau saya boleh berseru, "mari stop bullying, stop black campaign (stop kampanye total kalau perlu, biarlah timses masing2 yg berkampanye -tidakkah engkau takut salah menyampaikan sesuatu hal yg belum tentu engkau ketahui kebenarannya?-), mari kita rajin2 mendekatkan diri kepada Allah.. biar Allah pilihkan kepada kita pemimpin yang baik.. karena pilihan bisa salah, karena kondisi bisa berubah, karena orang/hati bisa berubah, karena kita hanya bisa berusaha, yuk mari kita berusaha menuju kebaikan dengan cara yang baik pula.."

...

"mari kita pindahkan harapan dari kepada capres menjadi hanya kepada Allah.." (dengan diikuti oleh usaha pribadi yg signifikan untuk menuju harapan tersebut)

"jadi tidak perlu dibela mati2an karena kepentinganmu ada disana, karena sesungguhnya kepentinganmu ada ditangan Allah, maka bela mati2anlah kedudukanmu dihadapan Allah.."

membajak mainan anak

this link will explain more: http://instagram.com/nuratma

untuk Allah

sebagai kepala keluarga sudah pasti kewajibannya adalah mencari nafkah buat keluarga. nafkah biasanya dicari dengan bekerja bisa dengan menjadi investor, business owner, self employee, dan atau employee.

dari itu semua biasanya ada yg memegang kendali, boleh jadi oleh; atasan/bos, pasar/market, klien dan kebutuhan pribadi atau kebutuhan keluarga.
memegang kendali dalam kebijakan/perilaku seseorang ketika bekerja/mengambil keputusan dalam pekerjaan.

dalam bahasa umumnya, biasanya disebut "mendewakan"; mendewakan klien, mendewakan investor, mendewakan pelanggan, atau mendewakan atasan.

***

sejak lulus sma aku sudah mulai bekerja, mulai dari freelance graphic & web designer, part-time web designer, founder merangkap business owner, sampai yg terakhir ini kembali menjadi self-employe lagi untuk sementara waktu.

beberapa pengalaman kudapati atas hal tsb, tidak banyak sebenarnya tapi cukup buatku untuk merenung dan memutuskan.

memutuskan bahwa jadi apapun aku, atasanku adalah Allah SWT.

karena benar2 yang memegang kendali atas rejeki kita itu adalah Allah.

aku berkesimpulan, "dalam bekerja as long as kita berusaha untuk berbuat baik, beritikad baik selalu, memilih jalan yang benar/lurus ketika dipersimpangan jalan, tidak curang dalam timbangan, berniat baik dalam mengawali semua keputusan dan tindakan, maka tidak perlu lagi disesalkan apa yg akan terjadi kemudian.... apapun itu...baik itu untung ataupun rugi...
(t: untung siapa yg menyesali? j: loh kan kadang keuntungan harus memakan pengorbanan, pengorbanan itu lah yg biasanya memicu penyesalan)
karena bagaimanapun juga Allah adalah Bosnya, rejeki adalah dariNya, bukan dari klien, bukan dari atasan, bukan pula dari konsumen... Allah juga adalah Bos paling adil sejagad raya.. tidak pula kita akan di dholimi olehNya.."

"kalau sudah rejeki tidak akan kemana, kalau bukan rejeki tidak akan pula sampai ke kita dan Allah pasti  mengasihi hamba2Nya, jalan rejeki ada banyak sekali macamnya..."

"so, jangan takut untuk berbuat benar, meski ekstrim resikonya, karena Allah penilai akhirnya."

"resiko dipecat, gagal project, rugi, itu sudah masuk hitungan Allah SWT. boleh jadi dipecat adalah agar bisa berwirausaha karena jalan rejeki yg lebih besarnya ternyata ada disana, atau dengan gagal project atau merugi malah membuka peluang/kesempatan untuk dapat mengerjakan project yg lebih besar dan untung besar. just berbesar hati selalu dan be positif."

"just do what you think it's right. jangan takut sama klien, atasan, investor, perilaku pasar yg menentangnya, tetep perlakukan mereka dengan baik as noble as we could, rejeki itu ada ditangan Allah."

contoh gampangnya ada di film "crash", liat itu si detektif, dia mau berkompromi dengan keburukan demi kebersihan nama adiknya, eh ternyata habis begitu adiknya malah mati ditembak orang.

jadi rejeki yg berkah itu yg kita cari. dan rejeki bentuknya tidak hanya uang, tapi bisa kesehatan, kesempatan, kesenangan, dan hal2 positif yg kita rasakan lainnya. biasanya rejeki yg berkah akan membawa kesemuanya itu sekaligus.

let's fight for the rejeki yg barokah dan jangan lupa untuk sedekah..

alhamdulillah

alhamdulillahirrabil'alamin sudah (hampir) setahun kami menikah, betapa banyaknya keberkahan yg kami dapatkan, alhamdulillahirrabil'alamin..

disini aku akan menulis bagi mereka yg belum menikah, sedang akan menikah, dan yg sudah menikah membaca juga boleh, tapi memang khususnya bagi mereka yg belum menikah.

yang intinya:
"sudah pedulilah sama kondisimu, kalau kamu sudah wajib menikah, segeralah berlari menuju menikah!!"

"yang ingin dinikahi susah dinikahi, kalau memang lebih mudah ganti calon, ganti saja toh jodoh tidak bisa dipaksakan, malah mungkin itu kesempatan untuk menyempurnakan sosok calon (yg lebih baik agamanya) dan  bukankah Allah sudah mengatur semuanya"

"pokoknya jangan takut untuk menikah biar Allah mengatur semuanya."

percayalah, Allah Maha Penguasa atas segalanya, Allah Maha Pengatur atas semuanya, tidak akan rugi bila semuanya kita serahkan kepadaNya.

***

setahun yang lalu alhamdulillah dia yang kucari kutemukan, atau lebih tepatnya Allah pertemukan. karena memang sudah bertahun2 ku mencari, baru itu Allah pertemukan.


beberapa saat sebelumnya, baru saja aku gagal proyek, harus refund sebagian DP, padahal uang sudah dibagikan ke pegawai dan sudah terlanjur ambil hutang buat urusan modal. dan karena saat itu usahaku adalah usaha kecil2an, yang hanya dengan mempekerjakan teman2 atau kenalan. sekali berhadapan dgn proyek besar dan gagal dan rugi, maka kolaps lah kami.

beberapa bulan aku hampir tidak ada penghasilan, bahkan masih belum bisa bayar hutang, membuat nyaliku menciut untuk menuju pernikahan (disamping pasangan juga belum tahu siapa orangnya).

bahkan ketika ada "biodata" datang, aku masih belum berani membaca karena masih belum lunas hutang.

alhamdulillah Allah adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. datang beberapa proyek kecil untuk ku. semacam dikatakan, "Nih kalau cuman takut karena gak punya kerjaan, Tak kasih, sudah cepet sana nikah, kejar surgamu, SEMANGAT!"


***


bertemu hanya beberapa kali itu pun kami saling cuek. ngobrol belum pernah, berkata2 pun cuman seperlunya.

sebulan lebih kubawa biodatanya, masih belum kubaca, takut bagaimana ku menghidupi dia nantinya disamping juga masih trauma salah ambil tawaran orang.

akhirnya setelah dibaca oleh 2 orang yg kupercaya baru aku membacanya. subhanallah kenapa tidak aku baca dari dulu2 ya...

akhirnya peduli dgn bagaimana fotonya (segaja tak tulis karena kurasa banyak pria yg peduli sekali urusan ini) , bulat tekatku melanjutkan proses menuju pernikahan dengannya.

tak lebih dari 1 bulan, akhirnya... (terimakasih buat istriku yg saat itu masih menjadi calon dan juga ibu mertua dan keluarga yg saat itu masih menjadi calon ibu mertua dan keluarga atas bantuannya untuk mau menikah denganku dan segera menikahkan putrinya untukku)


***


bermodal dari isi amplop2 yg diberikan langsung kepada kami dan dari yg ortu sisihkan buat kami dan dari kado2 yg diberikan dan dari sisa uang tabunganku kami jalani awal kehidupan kami.

masa2 awal kami habiskan buat pacaran, saling mengenal, meski rasanya kami sudah saling lama kenal, meski baru saja kami saling kenal

sungguh banyak kejutan yg aku dapati kemudian pada sosoknya. Allah benar2 mak comblang yang paling hebat sejagat raya.

kupilih dia lebih karena pemahaman agamanya yg hampir sama dengan yg kuinginkan. hampir peduli amat dgn urusan badan, keturunan, dan lebih2 pekerjaan.

ternyata...
semakin hari semakin cantik saja dia
semakin sayang dan cinta saja aku kepadanya..

Ya Allah sungguh mengikuti perintahmu, tidak akan rugi kami oleh itu..
(itu loh yang "pilihlah blablabla...")


***

masalah keuangan;
bersamaan dengan perjuangan raising a family, aku dan beberapa teman raising a new business.

namun ternyata Allah hanya mengijinkan salah satu dari itu untuk sukses. membuat selama beberapa bulan hampir nol penghasilanku. bahkan pernah semingguan hanya bertahan dgn 5 ribu rupiah saja.

dan ajaibnya kami tidak pernah kelaparan, tidak pernah kekurangan, bahkan selalu bisa bersenang2.

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?".


***

lagi2 keuangan;
boro2 PNS (note: bahkan kami anti PNS), pekerjaan tetap kami masing2 tidak punya. itupun sejak awal kami sepakat bahwa istri adalah ibu rumah tangga (dgn kedepannya akan ada bisnis sampingan buat tambahan kesibukan).

tapi kami tidak peduli akan hal itu semenjak belum menikah. kami sama2 yakin bahwa Allah akan menjamin rejeki kami. tidak akan kami kelaparan karena menikah atau karena punya anak.

memang tiadanya pekerjaan berimbas ke masa2 awal pernikahan dimana kondisi keuangan pas2an (seperti yg sudah tadi kusebutkan), namun percayalah kami benar2 tidak pernah kekurangan.

setelah muhasabah, berusaha memperbaiki janji2 yg belum tertunaikan, banyak2 bertaubat atas kesalahan di masa lalu,
mencari cara gimana biar Allah lebih melancarkan rejeki...
alhamdulillah kondisi keuangan kami membaik. bahkan belum setahun kami menikah, Allah mendatangkan "Qaswa" buat kami. mobil yang kami namai sebagaimana unta Rasulullah menamai unta putihnya. yang dengannya akan lebih mudah mengantar istri kontrol kandungan dan mempermudahku ketika menjadi suami siaga nantinya.

(doakan semoga BPKP Qaswa segera bisa kami pegang.amin)


***


pemuda-pemudi jangan takut menikah, segeralah menikah, temukan mereka yg baik agamanya dan mau menikah denganmu dan menikahlah...

dan Allah akan mempercantik atau mempertampan dia tiap harinya
dan Allah akan memperlancar rejeki kalian
dan Allah akan membaikkan keturunan kalian



sungguh, "Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban"


semoga Allah selalu melimpahkan keberkahan kepada kita.amin
semoga Allah selalu menempatkan kita dalam pemeliharaannya.amin
semoga Allah meridhoi kita masuk surga nantinya.amin

atama (kepala)

hari ini adalah hari pengambilan data kependudukan kami dari dinas kependudukan. itu artinya aku resmi tercatat sebagai seorang KK (kepala keluarga) dan mempunyai NIK (nomer induk keluarga) sendiri, alias tidak hanya tercatat sebagai seorang suami dan masih numpang orang tua.

^_____^

senang2 gimana rasanya, seperti jake sully (avatar, 2010) yg pada akhirnya diterima menjadi warga omatikaya.
atau simpelnya, bagiku semacam ada kedewasaan tersendiri yg terselipkan ikut bersama datangnya atribut baru ini.

ketika resmi menjadi seorang suami, jelas bagiku bahwa aku harus memimpin istriku dan (insyaAllah) anak2ku nantinya dalam keluarga. namun kini dengan sudah "tercatatnya" diriku, maka aku harus dapat memimpin keluargaku dalam masyarakat yg dulunya untuk begitu itu masih ada rasa takut dan malas. namun kini sedikit sedikit mulai berubah menjadi sebuah tantangan yg menarik. ^^

juga hehe, muncul ke Ge-Er an tersendiri atas atribut baru tsb, dimana rasanya aku "diterima secara penuh" oleh masyarakat domisili baruku ini, meski sepertinya yg sebenarnya terjadi boleh jadi semua cuek2 saja :P hehehe.
namun benar kok, lebai mungkin, tapi sebagai warga baru itu kalau "dianggap" (diperhatikan) oleh tetangga itu senang rasanya.

nah, kini tinggal bagaimana meneruskan rasa senang dan excitement tersebut menjadi warga kampung yg baik diwujudkan menjadi realita.

"halo istriku (soale mesti nanti dia baca, ya iya lah blognya siapa gitu loh -hoek2 :P- pastinya karena ini aku bikin blog buat diisi berdua, namun istriku masih ogah2an nulis -ayo para pembaca bantu membujuk istriku buat nulis disini- :D), bantu kanda ya..." {L.}


***


"lebai", kata ini mulai menjadi bagian dari bahasa indonesia, yg dalam arti sebenarnya adalah "berlebih-lebihan". CMIIW.

sebagian orang suka berlebai ria, sebagian anti (baca: muntah2 terhadapnya :P), sisanya cuek2 saja.

nah, barusan ketika ide tulisan di atas muncul, koreksi diri menimpali, "lebai gak ya kalau tulisan diatas kuposting (halah, hanya tercatat sebagai KK aja seneng, hanya punya nomer induk keluarga sendiri aja seneng)?"

hmmnn, ya apapun itu toh pada akhirnya aku cuek, karena sudah kutuliskan. karena memang sebenarnya sebagian diriku sudah memproklamasikan bahwa pada beberapa hal "lebai" itu baik. ya tapi mungkin ini sudah keluar dari arti yg tersirat dari kata "lebai" yg sebenarnya

karena apa yg kuproklamasikan itu adalah, bahwa lebai yg artinya membesar2kan hal2 kecil adalah bisa baik. karena lebai yg barusan kusebut ketika dipunyai seseorang dan dia selalu senang dengan hal2 kecil yg dia dapatkan maka baguslah.

maka kaya lah orang tersebut..

kaya karena dia bisa mendapatkan kebahagiaan secara mudah (kalimat ini berlaku ketika ada yg bilang, "kebahagiaan itu mahal harganya").

tidak perlu menjadi presiden dulu, tidak perlu mendapat penghasilan ratusan juta dulu, tapi cukup bahagia dengan melihat istri tersenyum lepas bahagia (meskipun uang di dompet tinggal 5ribu saja hahaha...) sudah suenang sekali. :P

mungkin itu yg dimaksudkan "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. (QS.14:7).

(buktinya tak lama kemudian uang direkening nambah terus :D)

maka kurasa orang yg paling bahagia adalah orang yg paling banyak bersyukur.

so mari semakin kita tingkatkan gerakan berlebai ria, eh bersyukur ria atas segala yg menimpa kita..

karena..

Dari Shuhaib radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Apabila mendapat kelapangan, maka dia bersyukur dan itu kebaikan baginya. Dan, bila ditimpa kesempitan, maka dia bersabar, dan itu kebaikan baginya”.

identity

beberapa hari yang lalu di jalan diriku merasa terganggu oleh suara rentetan klakson sepeda motor (dengan gaya suara "kampanye"). suara tersebut dibawakan oleh mereka yg naik motor dengan gaya yg sedikit urakan (karena semacam mereka bangga atas yg mereka lakukan) untuk mereka yang berpakaian gamis dan membawa bendera salah satu ormas islam.
hal tersebut membuatku merenung...

"branding identity seperti itukah yg seharusnya ditunjukkan oleh umat islam?"

***

suatu hari aku mengantar istriku jalan2 dan memang disengaja akan mampir ke sebuah toko busana muslim. sampai disana banyak baju dan jilbab dengan yang harga beraneka ragam, mulai dari jutaan sampai puluhan. yang menjadi pemikiranku; "dari baju yg berharga jutaan2 itu, kok malah banyakan dirasa kurang islami ya?"

kurang islami karena jilbab pasangan baju tsb (yg dipasangkan dimanekin baju tsb) tidak sampai menutupi dada. juga potongan pakaiannya mengikuti lekuk badan.

kemudian dengan harga2 yang segitu, apakah si pemakai nyaman?
maksudnya apakah zakat/sedekah mereka juga mengikuti atau berbanding lurus dengan harta yg dibelanjakan untuk pakaian tsb?

kemudian juga pertanyaan lain muncul dari diriku, "dengan berpakaian gamis (peduli dengan pakaian yg mahal ataupun murah) sudahkah kita merasa aman bahwa kita = islam?"

***

kembali ke bahasan "klakson", sepertinya sudah cukup dapat dibaca/diperkirakan bahwa tujuan si pengendara motor berbendera tsb adalah ingin menunjukkan diri/pamer/mensosialisasikan diri; "ini aku dengan ormas islam yg aku ikuti" atau setidaknya "aku bangga dengan islam bersama dengan ormasku".

lantas?

lantas, kenapa aku sewot atas hal tsb?

bukah kah itu tidak salah, bukan perbuatan dosa atau semacamnya, kecuali hanya aku yg merasa sedikit kurang nyaman (merasa sedikit terdzolimi sebagai sesama pengguna jalan). dan bukahkah niat mereka baik?

begini aku sewot karena bukankah seharusnya yang dikampanyekan ke masyarakat itu adalah "kami, umat islam adalah pemeluk agama yg menjadi rahmat seluruh alam".

yang dapat diartikan secara detil (setidaknya);

  • dengan kedatangannya lingkungan akan merasa nyaman dan aman atau minimal tidak merasa akan terganggu (karena muslimin harus meminimalisir sifat manusia yg perusak). karena bukankah akhlak itu tempatnya cukup tinggi dalam ajaran islam, bahkan rasulullah sendiri sebelum mengajarkan islam, beliau sudah dibersihkan hatinya agar dapat menyempurnakan akhlak manusia (menjadi tauladan tentang akhlak yg baik itu bagaimana).
  • minim mereka yang akan tersakiti hatinya atau terdzolimi oleh seorang muslim (yg sebenarnya), karena ajaran islam itu benar2 menjaga hati.
  • dengan kedatangannya suasana yg gelap, berubah menjadi terang, dengan tebaran senyum dan aura positifnya. (dengan energi positif muslim yang diajarkan melalui bahwa segala hal yg menimpa mereka adalah baik bagi mereka; ketika ditimpa kesedihan, mereka sabar, ketika mendapat kebahagiaan, mereka bersyukur)
  • dengan keberadaannya pendidikan tersebarluaskan, karena bagi seorang muslim ilmu harus dimanfaatkan.
  • hewan dan binatang tidak sembarangan dibunuhi, karena mereka makhluk yg diberi nyawa oleh Allah SWT dan alam dijaga karena manusia adalah pemimpinnya.
  • kesejahteraan masyarakat lebih terjaga karena adanya sistem zakat, infaq dan sedekah yg diamalkannya.
  • umat agama lain tidak merasa terganggu karena muslimin diajarkan untuk menghormati agama lain, tidak menghinanya, dan tidak pula menjelek2kannya. juga tidak akan "agresif" kecuali dia mendapatkan agresi atas agamanya.

lha atas hal diatas sudahkah penulis atau diriku bersifat demikian?

"beluuuum!!!!", "masih jauh.........", "masih dalam perjuangan keras untuk kesana....."

masih malu aku berkata, "saksikan bahwa diriku adalah seorang muslim"

apalagi untuk "sombong", "saksikan bahwa diriku adalah seorang muslim"

***

"semoga Allah membimbing kita para yg mengaku dan memang memeluk agama islam untuk dapat menjadi muslim yang sebenarnya.amin"